Ya Allah Aku Ingin Curhat

PENDAHULU

Ketika para penghuni terlelap dalam indahnya anugerah Yang Maha Kuasa, seketika itu aku terbangun. Aku seolah ditiupkan rahasia-rahasia untuk sebuah petunjuk, lalu curhat denganNya. Tanpa lelah DIA menungguku, lalu aku pun tak segan-segan untuk curhat denganNYA, DIA tak pernah lelah mendengar curhatku apalagi bosan, DIA selalu setia menantiku. Ehhhhmm Ya Allah aku ketagihan curhat dengan Mu, aku berharap di saat orang-orang terlelap aku diberi kesempatan curhat dengan Mu. Bukan aku tak percaya pada mereka, karena aku yakin Engkau yang Maha Pendengar. Ya Allah terima kasih Kau dengarkan setiap curhatku, Kau beri aku kesempatan untuk curhat dengan Mu, karena sesungguhnya Engkau Yang Maha Tau mana yang terbaik untukku.

Allah berfirman :

فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الْأَنْعَامِ أَزْوَاجًا ۖ يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ ﴿١١﴾

Tidak ada sesuatu yang serupa dengan Dia, dan DIA-lah yang Maha mendengar lagi Maha Melihat. (As-Syura;11)

Para Pembaca

Kalau saya bertanya sama pembaca, jika pembaca punya masalah samasiapa pembaca curhat? Saudara, sahabat, teman, dan lain sebagainya? Nah... tak heran jika banyak manusia seperti itu kalau bukan curhat sama saudara, pasti sama sahabat, kalau bukan sama sahabat pasti sama teman begitu seterusnya. Begitulah manusia pada umumnya... membutuhkan seseorang untuk mendengarkan kejadian yang terjadi pada dirinya. lalu bagimanakah curhat yang hakiki? Bagaiman  curhat yang sebenarnya? Siapakah yang terlebih dahulu kita tanyakan masalah kita atau segala yang terjadi dengan kita, tidak lain adalah Allah subhana wata’ala. Curhatlah kepada ALLAH hanya Allah yg Haq, paling mengetahui, paling benar,paling tinggi, paling sempurna...segalanya hanya Allahlah tempat kita mengadu dan berlindung...mintalah kepada Allah agar kita dipertemukan dengan orang-orang yang Allah tuntun jalan hidupnya karena Allah tidak pernah menyakiti hambanya...hanya Allahlah yg patut kita kejar...untuk mendapat ridhonya. Marilah kita bersama mengejar ridho Allah. Allah hanya ingin kita terus berbuat baik pada siapapun, hilangkan segala belenggu yg membuat kita semakin jauh dari ridho Allah.Ingatkah kita kisah seorang sahabat yang sendalnya putus laluberserah kepada Allah dan berkata “ Ya Allah sendalku putus”. dari sinilah penulis menyadari bahwa hal utama yang harus kita lakukan ketika kita mendapatkan musibah ataupun itu kenikmatan adalah berserah diri kepada Allah subhana wata’ala.

Allah berfirman :

يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَنِّي فَضَّلْتُكُمْ عَلَى الْعَالَمِينَ ﴿١٢٢﴾

(tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Al-Baqarah;112)

Pembaca...

Begitu senangnya Allah, begitu bahagianya Allah jika ada seorang hambanya yang berserah kepadaNya. Jika ingin melihat Allah menyayangi kita, maka kembalilah kepadaNya dengan penuh rasa takut dan kerendahan diri. InsyaAllah dengan segala ketergantungan kita kepadanya, maka Allah akan melindungi dan mengaturkan segala urusan kita selagi permintaan kita tidak diluar dari hal yang negatif. Olehnya itu berada ditengah2 masa globalisasi ini, disinilah Allah menguji kita seberapa besar ketergantungan kita kepadaNya ketika kita tertimpa musibah atau mendapat kenikmatan. Dan ketahuilah bahwa orang yang mampu mecapai semua itu adalah orangyang berada dalam perlindungan oleh Allah subhana wata’ala. Semoga itu adalah penulis, pembaca, dan semuanya. Amin

Pembaca...

Manusia tidak akan bisa hidup tanpa orang lain. Ingatkah kita kisah nabi adam, manusia pertama yang diciptakan oleh Allah subhana wata’ala. Kala itu, Nabi adam merasakan kesepian ketika berada di dunia. Untuk menghilangkan rasa sepi yang dirasakan nabi adam Allah subhana wata’ala menciptkan wanita untuk menemani hidupnya dialah Hawa. Al- jabbar (maha kuasa) itulah salah satu sifat yang Allah miliki, menciptakan manusia dimuka bumi ini secara berpasang-pasangan.

Pembaca...

Berjalannya perkembangan zaman hingga pada saat sekarang ini, zaman yang kita kenal dengan zaman modern, dimana teknologi semakin canggih,Pergaulan bebas terjadi dimana-mana, sudah tidak ada batasan/hijab antara kaum laki-laki dan kaum perempuan. Semuanya lepas dari sunnah-sunnah Beliau (Rasulullah shalallahu a’laihi wassalam). Berbagai fenomena terjadi di muka bumi ini... lalu bagaimanakah kita bisa melanjutkan perjuangan Rasululllah jikalau pertumpahan terjadi dimana-mana? nothing that can not be (Tidak ada yang tidak bisa). Mari saudaraku, mari kita bersama-sama memohon ampun kepada Allah atas kehilafan dan kedzoliman kita. MAJU... dan lanjutkan perjuangan Rasulullah mengerjakan yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar.... katakan pada dunia, katakan pada penjuru langit bahwa saya pasti bisa.... dan ucapkan dengan hati yang tulus, YA ALLAH SAYA PASTI BISA.

LAILAHAILALLAH : tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah azza wajalla. Sadarkah kita bahwa apa yang ada dimuka bumi, apa yang sekarang menjadi milik kita, semuanya adalah Milik Allah. Dialah yang menciptakan kita dan hanya kepadanyalah kami akan kembali. Ibarat diri kita yang memiliki sebuah barang, yah terserah kita mau apakan barang itu. mau kita rawat, mau kita buang. Nah begitupun dengan Allah, terserah mau lakukan apa ke kita. jadi, kita tidak bisa melawan jika kita terkena musibah karna kita tahu bahwa semua datangnya dari Allah dan kita harus menghadapinya dengan tawakkal kepadanya.

Syaikh Abdul Qadir Jailani dalam kitab Al-Fathur Rabbani berkata,

"Mintalah kepada Allah dan jangan meminta kepada selain-Nya. Mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan memohon per-tolongan kepada selainNya. Celakalah kamu, di mana kau letakkan mukamu kelak (ketika menghadap Allah di akhirat), jika kamu menentang-Nya di dunia, berpaling daripadaNya, menghadap (meminta dan menyembah) kepada makhluk-Nya serta menyekutukan-Nya. Engkau keluhkan kebutuhan-kebutuhanmu kepada mereka. Engkau bertawakkal (menggantungkan diri) kepada mereka. Singkirkanlah perantara-perantara antara dirimu dengan Allah. Karena ketergantunganmu kepada perantara-perantara itu suatu kepandiran. Tidak ada kerajaan, kekuasaan, kekayaan dan kemuliaan kecuali milik Allah . Jadilah kamu orang yang selalu bersama Allah, jangan bersama makhluk (maksudnya, bersama Allah dengan berdo'a kepada-Nya tanpa perantara melalui makhluk-Nya).''